Mereka Manusia Terlaknat

Laknat adalah sebuah kata yang mengerikan. Kata yang penuh dengan kutukan, kebencian, dan azab. Kata yang jauh dari rahmat, kecintaan, dan kasih sayang. Secara fitrah, manusia tidak ingin mendapat laknat dari siapapun. Lalu bagaimana jika laknat itu datang dari Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, dua hal yang sepatutnya paling kita cintai?! Tentu saja hal itu adalah suatu bencana besar di mana tidak ada lagi bencana yang lebih besar dari hal itu dan suatu hal yang amat kita takutkan.

Akan tetapi, ketakutan tersebut seolah bertentangan dengan fakta yang terjadi. Tak sedikit dari kita justru menjadi manusia terlaknat tanpa kita sadari. Mereka merasa tenang dari adzab Allah, merasa berada di atas kebenaran, seakan-akan mereka adalah hamba-hamba yang dicintai-Nya, namun Dia justru melaknat mereka! Na’udzubillahi min dzalik. Karenanya, sudah semestinya kita mengetahui siapa saja manusia terlaknat agar kita bisa terhindar darinya dan tidak termasuk golongan manusia yang dilaknat.

Siapa mereka manusia terlaknat?

Mereka yang menjadikan kuburan sebagai masjid
Pada suatu hari, Ummu Habibah dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma pernah bercerita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai gambar-gambar yang mereka lihat di gereja ketika mereka berada di negeri Habasyah (Ethiopia). Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya mereka adalah suatu kaum, yang apabila ada orang shalih di antara mereka meninggal, maka mereka mendirikan masjid di atas kuburannya, kemudian mereka meletakkan gambar-gambar mereka di dalamnya. Mereka itulah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.”[1]
Bahkan secara tegas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tatkala sakit yang membawa Beliau wafat, “Allah melaknat Yahudi dan Nashrani, karena mereka menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid.”[2]

Mereka yang menyembelih binatang bukan karena Allah
Sebagian besar dari kita mungkin masih bingung dengan istilah menyembelih bukan karena Allah. Padahal hal ini adalah perbuatan terlaknat yang masih menjamur di negeri kita bak cendawan di musim penghujan. Contoh nyatanya adalah pemberian sesajen kepada jin penunggu pohon, penyembelihan sapi untuk jin penguasa lautan agar tidak terjadi tsunami, penyembelihan kambing untuk makhluk penjaga gunung agar tak meletus, untuk membangun jembatan, untuk membangun rumah, untuk mendapat jodoh, untuk melancarkan rezeki, dan untuk-untuk yang lainnya. Ini adalah bentuk kesyirikan yang nyata. Ini adalah budaya jahiliyah yang dicela dengan keras oleh Islam. Bahkan pelakunya terancam mendapat laknat dari Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tegas melarang hal tersebut dalam sabdanya, “Allah melaknat orang yang menyembelih kepada selain Allah.”[3]

Mereka yang melaknat orang tuanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.”[4] Di lain kesempatan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya di antara dosa yang paling besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya.” Maka dikatakan, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin seseorang melaknat kedua orangtuanya?” Beliau menjawab, “Seseorang mencela ayah orang lain sehingga orang lain itu mencela ayahnya dan seseorang mencela ibu orang lain sehingga orang lain itu mencela ibunya.”[5]
Lihatlah, para sahabat begitu terheran-heran dan seakan tak percaya jika ada seseorang yang melaknat kedua orang tuanya. Lalu bagaimana dengan realita yang terjadi di zaman kita sekarang?! Seorang anak bukan hanya tega melaknat orang tuanya, namun terkadang di beberapa kasus, mereka membunuh ayah dan ibunya hanya karena hal sepele!

Mereka yang mencela sahabat Nabi
Tidak diragukan lagi bahwa para sahabat Nabi radhiyallah ‘anhum memiliki keutamaan yang sangat banyak, yang tak mampu diraih manusia setelah mereka. Allah Ta’ala meridhai mereka. Merekalah yang menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegakkan panji-panji tauhid di muka bumi. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mencela para sahabatku, maka baginya laknat Allah, laknat malaikat, dan laknat manusia seluruhnya.”[6]

Mereka yang memakan harta riba
Jika kita mendalami al-Qur’an dan as-Sunnah, maka kita akan dapati celaan yang keras terhadap riba. Banyak nash-nash secara gamblang menjelaskan azab yang begitu mengerikan terhadap pemakan riba. Maka suatu hal yang sangat lumrah jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, karena riba memiliki dampak yang buruk ditinjau dari segi ekonomi, sosial, dan diri pribadi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Rasulullah melaknat pemakan riba, dan juga pemberinya (dua pihak yang melakukan transaksi riba), juru tulisnya, dan juga kedua saksinya.”[7]

Mereka yang mengkonsumsi minuman keras
Maraknya minuman keras pada dewasa ini semakin terlihat jelas dengan menjamurnya bar dan cafe penyedia minuman haram ini. Tak hanya itu, warung-warung kecil juga turut menawarkannya. Akan tetapi, kebenaran tidaklah dinilai dari kuantitas. Karena banyaknya orang yang menenggak minuman itu tak lantas menjadikan minuman tersebut halal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda , “Allah melaknat minuman keras, peminumnya, orang yang menuangkannya, penjualnya, pembelinya, pemeras anggurnya, dan yang meminta diperaskan untuknya, pembawanya dan yang meminta dibawakan kepadanya.”[8]

Mereka yang mencuri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ,“Allah melaknat orang yang mencuri telur kemudian dipotong tangannya dan mencuri tali kemudian dipotong tangannya.”[9] Jika orang yang mencuri barang yang remeh saja dilaknat, bagaimana dengan orang yang mencuri yang lebih dari itu? Mari kita mendoakan para koruptor negeri yang telah merugikan negara dan memakan uang rakyat berjuta-juta akan segera bertaubat.

 

Mereka yang mengubah batas tanah
Sengketa tanah menjadi kasus yang cukup banyak terjadi di tanah air kita. Entah karena batas tanah yang kurang jelas, surat yang dipalsukan, tanah yang tidak memiliki surat, dan kasus sejenis. Realita tersebut menjadi bukti bahwa banyak di antara kita lupa atau bahkan tidak tahu bahwa mengambil sejengkal saja tanah saudara kita dengan zhalim adalah dosa besar. Pelakunya diancam dengan azab yang pedih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Barangsiapa mengambil sejengkal tanah secara zhalim, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi pada hari kiamat.”[10] Karenanya, Allah Ta’ala melaknat orang yang mengubah batas tanah. “Dan Allah melaknat orang yang mengubah batas tanah.”[11]

Mereka yang melakukan homoseks
Hal yang membuat kita selayaknya meneteskan air mata adalah gencarnya para remaja menuntut hak kebebasan bagi para pecinta homoseks untuk saling menikah. Mereka meminta kelegalan perilaku biadab tersebut dan menuntut label halal dan diakui negara. Padahal itu adalah sebab Allah Ta’ala menimpakan azab yang sangat pedih kepada kaum Nabi Luth ‘alaihissalam. Bahkan pelakunya akan mendapat laknat Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Dan Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth (yaitu homoseks).” [12]

Mereka yang menyuap dan disuap
Suap-menyuap seolah sudah melekat dan mendarah daging di negeri kita ini. Tidak hanya menjamah masyarakat berekonomi kelas menengah ke atas, tapi juga dipraktekkan masyarakat kelas menengah ke bawah. Masuk sekolah, daftar kuliah, nyogok. Buat KTP dan SIM, nyogok. Melamar pekerjaan, nyogok. Seolah sogok-menyogok alias suap-menyuap menjadi budaya yang dilestarikan di negeri ini. Padahal, Allah melaknat orang-orang semacam itu dalam sabda Nabi-Nya, “Laknat Allah bagi orang yang menyuap dan yang disuap.” [13]

Mereka yang membuang kotoran di jalan dan tempat manusia berteduh
Merupakan adab yang buruk adalah membuang kotoran di jalan yang mana manusia berlalu-lalang dan tempat manusia berteduh. Bahkan pelakunya bisa termasuk golongan-golongan orang yang terlaknat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian pada dua hal yang menyebabkan laknat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Apa dua hal tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang membuang kotorannya di jalan manusia atau tempat di mana manusia berteduh dan bernaung.” [14]

Demikianlah penjelasan singkat tentang siapa saja yang tergolong manusia yang terlaknat. Sebenarnya, masih banyak lagi jenis manusia terlaknat yang tidak bisa disebutkan pada kesempatan kali ini. Akhirnya, kita memohon kepada Allah agar Dia menjadikan kita hamba-Nya yang berada di dalam naungan rahmat-Nya dan bukan termasuk hamba-Nya yang sengsara akibat mendapat laknat. Aamiin.

 

 

 

Di balik senyuman sang purnama
Kamis, 15 Rabiul Akhir 1433 H / 8 Maret 2012 M
Kampus STDI Imam Syafi’i, Jember

 

Penulis : Roni Nuryusmansyah
Artikel : www.kristalilmu.com

 

*) Penulis banyak mengambil faidah dari tulisan seorang dosen STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya, al-Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc yang dimuat oleh majalah adz-Dzakiirah, edisi 71, vol. 9 no. 05, dengan judul Manusia-Manusia Yang Terlaknat dengan referensi kitab Mal’uunun fii al-Kitabi wa as-Sunnah, karya Syaikh Dr. Basim al-Jawabirah –semoga Allah menjaga Beliau berdua-

 

__________
[1] HR. Bukhari, No. 790 dan Muslim, No. 1209
[2] HR. Bukhari dan Muslim
[3] HR. Muslim 1240
[4] ibid
[5] HR. Bukhari 5973 dan Muslim 90, 146
[6] HR. Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam ash-Shahihah: 2340
[7] HR. Muslim 4177
[8] HR. Abu Dawud 3676, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud: 3674
[9] HR. Bukhari 6783 dan Muslim 1687
[10] HR. Ahmad
[11] HR. Muslim 1240
[12] HR. Ahmad, Ibnu Majah, Hakim dan dishahihkan Syaikh Albani dalam ash-Shahihah: 3462
[13] HR Thabrani, dishahihkan Syaikh Albani dalam Shahih al-Jami’: 5114
[14] HR. Muslim 269


Warning: Use of undefined constant rand - assumed 'rand' (this will throw an Error in a future version of PHP) in /home/customer/www/kristalilmu.com/public_html/wp-content/themes/ribbon/single.php on line 35

Comments

  1. By muhammad rais

    Reply

    • By Roni Nuryusmansyah -admin-

      Reply

  2. Reply

    • By Roni Nuryusmansyah -admin-

      Reply

  3. By Amandha

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *